Nama rupabumi (toponim) sangat penting untuk menunjang
perkembangan ekonomi regional maupun global, dapat merespon bencana secara
cepat dan sebagai media global dalam komunikasi nasional maupun internasional.
Pentingnya toponim akan menjadi begitu terasa pada saat
kebijakan AFTA diberlakukan. Toponim juga menjadi bagian dari sebuah agenda
berita yang muncul di semua bahasa komunikasi sebagai pembeda, juga dalam
memberitakan suatu lokasi bencana terjadi. Peranan media global dalam
mempersepsikan toponim akan menjadi luas bahkan toponim bukan sekedar isu
geografis, tetapi sudah menjadi isu sentral dalam bidang politik, ekonomi dan
sosial.
Toponim dan standarisasi penamaan sangat penting untuk
dilakukan, khususnya ketika sebuah peta yang mengandung toponim menjadi sebuah
alat untuk berkomunikasi baik secara nasional maupun internasional, utamanya
dalam perkembangan ekonomi global di Indonesia. Standarisasi toponim tidak
hanya berlaku untuk wilayah daratan, tetapi juga dalam penamaan lautan dan
unsur geografisnya (toponym maritime). Terkait dengan hal tersebut, United
Nations Group of Experts on Geographical Names Asia South East Division (UNGEGN
ASE Division) mengadakan seminar dengan tema “ The Power of Place Names in
Economic Development, Disaster Response and Global Media”.
Seminar yang dilaksanakan di Bandung, Selasa, 1 April 2014 ini
dibuka oleh Kepala Badan Informasi Geospasial, Asep Karsidi mewakili Menteri
Dalam Negeri. Pembukaan dilakukan dengan pemukulan gendang oleh Kepala BIG
bersama dengan Chairman UNGEGN ASE Division Datuk Abdul Kadir Bin Taib, Dirjen
Pemerintahan Umum (PUM) Depdagri Agung Mulyana, dan Setda Provinsi Jabar Wawan
Ridwan.
Seminar diselenggarakan oleh UNGEGN ASE Division dan Tim
Nasional Pembakuan Nama Rupabumi didukung oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG), Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Seminar ini
merupakan seminar kedua yang diselenggarakan UNGEGN ASE Division yang dirangkaikan
dengan pertemuan divisi tahunan yang dilaksanakan 1-2 April 2014.
Indonesia terpilih menjadi tuan rumah berdasarkan kesepakatan
pada pertemuan Divisi ASE 1 2013 di Brunei Darussalam. Kegiatan ini dihadiri
oleh lebih dari 300 peserta dari negara-negara anggota UNGEGN ASE Division yang
terdiri dari 12 negara diantaranya : Indonesia, Bhutan, Brunei Darussalam,
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand dan
Vietnam, juga dihadiri pula oleh Kementerian dan Lembaga serta SKPD Provinsi
Jawa Barat terkait. Seminar diselenggarakan dalam rangka melaksanakan salah
satu Resolusi UNCSGN No. 4 tahun 1967. Disebutkan bahwa setiap Negara anggota
PBB disarankan mempunyai Otoritas Nama-Nama Geografis (National Geographical
Names Authority) yang mempunyai tugas pokok dan fungsi serta anggaran yang
jelas untuk kegiatan pembakuan nama rupabumi, pedoman pengumpulan data dan
publikasi nama-baku yang disebut gasetir (gazetteer) nama rupabumi untuk
dipakai secara resmi oleh semua pihak (pemerintah, masyarakat). Pembakuan
menyangkut tidak hanya menetapkan nama bakunya tetapi juga tata-cara penulisan
nama dan fonetiknya, sehingga diucapkan sama oleh semua orang.
Saat ini Tim Nasional Pembakuan Rupabumi Indonesia telah
membakukan sebanyak 13.466 pulau, Gasetir nama wilayah administrasi, 33
Provinsi, 377 kabupaten, 97 kota dan 6.458 kecamatan; Gasetir nama unsur alami
telah dibakukan di 19 provinsi sebanyak 100.672 unsur alami (gunung,
pegunungan, bukit, perbukitan, dataran tinggi, sungai, goa, mata air, air
terjun, teluk, tanjung, rawa, danau, lembah , selat, semenanjung). Selain itu
Tim Nasional Pembakuan Rupabumi telah mengadakan Bimbingan teknis untuk
aparatur pemda sebanyak 180 aparatur dari 18 Provinsi, 51 Kabupaten, 7 kota dan
Perwira TNI-AL serta pembentukan PPNR di 33 Provinsi, 117 Kabupaten dan 24 kota
dan telah terbangun SIM Toponimi dan data wilayah.
Kepala Badan Informasi Geospasial, Asep Karsidi mengemukakan
pemerintah RI sedang mendata kembali nama-nama geografis di seluruh wilayah
Indonesia dan menertibkan penggunaan nama-nama geografis agar sesuai dengan
sejarah atau asal-usul masyarakat setempat. Hingga saat ini jumlah pulau yang
sudah dibakukan nama-namanya sejumlah 13.466 pulau, tukas Asep Karsidi.
Seminar ini terbagi dalam 3 sesi yaitu : Sesi 1 yang mengambil
tema Essential Policy of Place Naming Towards Regiona Economic Development
(Kebijakan Penting dalam Pemberian Nama Tempat Menuju Pembangunan Ekonomi
Regional), moderator Multamia Retno Mayekti dengan pembicara Agung Mulyana dari
Ditjen PUM dengan judul Pembakuan Nama Rupabumi dalam Mendorong Pembangunan
Ekonomi Regional, Bangun Muljo Sukoco, ITS (Naming Geographic Names (Toponymy)
Towards Regional Economic Development in Indonesia), Pangeran Haji Mahani Binti
Pangeran Haji Achmad, Brunei Darussalam (Membina Kesepakatan Penamaan Tempat
dalam Pembangunan Ekonomi : Suatu Tinjauan Awal dari Prespektif Sejarah),
Triyono (Maritime, from Gazetteers to Marine Resource Management).
Sesi 2 dengan tema Successsful Disaster Response Start With a
Standarized Place Names (Suksesnya Penanggulangan Bencana Dimulai dengan Nama
Tempat yang Baku), moderator Budi Sulistyo (KKP) dengan pembicara Hartono
(Toponym in Natural Disaster Management : Some Indonesian Examples),
Rajapaksha, Srilanka (The of Place Names in Economic Development, Disaster
Response and Global Media), Suhardja D. Wiramihardja (Beyond the Blue Horizon
and Behind the Dark Sky of Tatar Pasundan), R.W. Matindas (Toward the Speeding
up of the Availability of Geographical Names and Geospatial Information within
the Asean Communities and beyond), dan Gede Suantika (Strategy of Geological
Hazard Mitigation in Indonesia).
Sesi 3, dengan tema Place Names as Identify in Global Media,
dengan moderator Suhardja D. Wiramihardja dengan pembicara Multamia Retno (the
Power of Place Names in the Global Media), Muhammad Hadi Md Melayong, Brunei
Darussalam (Pengaruh Melayu Islam Beraja dalam Penamaan Geografi), Andri
Hernandi (Arti Penting Toponim dalam Persepektif Media Global), dan Hjh Norati
Binti Bakar, Brunei Darussalam (Penamaan Geo : Mempromosi Kearifan Tempatan
Membangun).
0 komentar:
Posting Komentar